senandika
dimensi
retak
pecah
rapuh
patah
lemah
tak berdaya
terkapar parah
tak mampu berdiri
tak bisa berlari
putih
tinta
jarum
kuitansi
cahaya
dokter
meja
obat
keluarga
selang infus
jendela
tabung oksigen
kaca
jam dinding
air mata
toilet
pena
suster
tissue basah
semuanya
pasrah
semangat dipasung
harapan dipancung
perih
pedih
sakit tanpa sembuh
luka tanpa darah
membusuk tanpa nanah
hidup tak bernafas
tak ada desah paru
tak ada denting jantung
tak ada berita
tak ada canda
tak ada kata-kata
ruangan haru
suasana biru
sudah waktunya
sudah saatnya
garis hidup menjadi tenang
tak bergelombang lagi
hitam mengetam
gelap menghantam
tangis mengaum diujung malam
tapak lebam
jalan suram
lorong kelam
tebing curam
jurang dalam
hilang
sengaja menghilang
dicari
tak mau dicari-cari
tak ditemukan
tak ingin ditemukan
menyelam
kedalam
terlalu dalam
tenggelam
sengaja tenggelam
terbang
tinggi
terlalu tunggi
tak terlihat lagi
pergi
jauh
tak kembali
tak pernah ingin kembali
mati ?
tidak, “aku abadi”
No comments:
Post a Comment